Perjalanan Panjang Sang Legendaris PANBERS di belantika musik indonesia

0

SeputarMusik - Kelompok musik Panbers atau singkatan dari Pandjaitan Bersaudara merupakan salah satu grup band legendaris Indonesia. Karya-karyanya hingga kini masih sering dinyanyikan di beberapa acara. Grup ini terbentuk pada tahun 1969 di Surabaya dan muncul pertama kali pada tahun 1921 dengan lagu ‘Akhir Cinta’ yang diproduksi oleh PT Dimita Moulding Industries. Band ini digawangi oleh Hans Panjaitan, Beny Pandjaitan, Doan Pandjaitan, Asido Pandjaitan dan beberapa pemain yang bukan memiliki nama Pandjaitan seperti Max Pandelaki, Hendri Lamiri dan Hans Noya.
Panbers mengisi hari-harinya dengan tampil di pesta-pesta sekolah dan pernikahan, panggung-panggung THR dan kolam renang Tegal Sari. Karena fanatik dan mengagumi Koes Bersaudara maupun Koes Plus, Pandjaitan Bersaudara selalu menyempatkan menonton pertunjukan mereka apabila show di Surabaya.


Masih di tahun yang sama, sejalan dengan kepindahan tugas sang ayah ke Jakarta, Panberspun terus mengasah kemampuan bermusiknya maupun mencipta lagu. Pada Maret 1970 di kediaman keluarga Pandjaitan di Hang Tuah, Jakarta Selatan, Panbers menciptakan 'Akhir Cinta' sebagai lagu pertama yang diperdengarkan saat pertunjukan di panggung Taman Ria Monas.

Sepanjang perjalanan karirnya sejak tahun 1975, band ini telah berhasil membuat 7 Piringan Emas yakni lagu Bebaskan (1975), Nasib Cintaku (1976), Terlambat Sudah (1977), Musafir (1978), Kasihku (1979), Gereja Tua (1986) dan Cinta dan Permata (2001). Lagu 'Gereja Tua' saat ini masih sering didengar oleh penggemar Panbers di Indonesia karena liriknya yang indah dipadukan dengan beat lagu yang tidak terlalu kencang menjadikan lagu-lagu Panbers mudah untuk dinikmati kalangan mana saja.

Selama berkarier 38 tahun, Panbers sudah menghasilkan penghargaan tertinggi di musik berupa, dua belas Golden Record dan satu Silver Record, serta puluhan trofi dan penghargaan lainnya. Mereka mempunyai pengalaman manggung di 350 kota besar-kecil dalam rangka real show.

Bahkan, daerah terpencil di perbatasan Filipina-Manado maupun perbatasan Maluku Tenggara-Irian Jaya (Papua), Pedalaman Buntok (Kalteng), Tantena dan Luwuk dan beberapa negara, seperti Amerika, Yerusalem, Singapura, Malaysia, dan Hong Kong sudah dikunjunginya.


Mereka, telah melegenda dan seakan mengukuhkan kelebihan Benny Panjaitan sebagai seorang komposer dengan seabrek gagasan dan rasa yang hebat. Hal ini sudah dibuktikannya dalam perjalanan album solo maupun duetnya bersama Indah Permatasari, Deddy Dores, Atiek CB, dan Band Tuna Netra yang diasuhnya.
Tags

Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)