SeputarMusik - Penyanyi Solo Yura Yunita mencoba memberikan makna tentang sebuah sebuah hasrat bangkit dari kegagalan untuk kembali merakit sebuah mimpi. lewat Ruang Kolaborasi yang bertepatan hari disabilitas internasional pada tanggal 3 Desember setiap tahunnya.
Yura mengatakan bahwa ini keinginannya untuk melibatkan dan menyampaikan pesan lagunya, "Merakit", ke semua orang tak terkecuali tuna netra dan tuna rungu.
"Dari lagu 'Merakit' itu aku dipertemukan banyak orang-orang hebat seperti Bunda Galuh (praktisi tuna rungu). Teman-teman tuna rungu juga bisa menikmati lagu itu dengan cara bahasa isyarat karena musik seharusnya adalah bahasa universal," ujar Yura saat jumpa pers di Jakarta, Senin (2/12/2019).
Pada rekaman audio dari “Merakit”, Yura mengajak teman netra untuk rekaman menjadi
choir di lagu Merakit. Di video musik, "Merakit" Yura bekerja sama dengan Sutradara asal
Yogyakarta yaitu, Raditya Bramantya (Bramsky). Yura mengajak teman-teman disabilitas untuk
terlibat peran di dalamnya. Video musik ini menerjemahkan cerita dan kata-kata menjadi sebuah
rangkaian gambar yang memberikan semangat, kekuatan, dan, sebuah pesan bahwa kita
semua mempunyai kurang dan lebih, tetapi keterbatasan bukanlah halangan untuk terus merakit
mimpi kita.
sedangkan video lirik "Merakit", Yura berkolaborasi dengan salah satu praktisi terbaik
dalam bahasa isyarat, yaitu Bunda Galuh. Yura dan Bunda Galuh berusaha sebaik mungkin untuk
memaparkan untaian kalimat-kalimat dalam lirik “Merakit” menjadi bahasa isyarat yang
bermakna. Kolaborasi ini adalah kesempatan bagi keduanya untuk memberikan edukasi tentang
bentuk bahasa isyarat sastra, yaitu bahasa isyarat yang diperuntukkan mengisyaratkan sebuah
lirik lagu atau puisi. Agar teman tuli dapat memahami dan memaknai karya musik, yang
pengisyaratan kata-kata nya berbeda dengan percakapan sehari-hari.
Proyek "Merakit Ruang Kolaborasi" itu nantinya akan menghadirkan berbagai pelatihan bagi para tuna netra dan tuna rungu di M Bloc Space, Jakarta pada 15 dan 20 Desember mendatang.
Terdapat empat pelatihan, mulai dari kelas memasak, kelas kecantikan, kelas fotografi dan videografi, hingga kelas perkusi. Pelatihan ini diisi oleh para praktisi terbaik dari masing-masing bidang antara lain Touch and Play (perkusi), Parti Gastronomi (memasak), Wardah (kecantikan), dan sutradara Raditya Bramantya (videografi).
Banyak doa yang dititipkan melalui workshop sederhana ini, salah satunya adalah harapan
agar terciptanya sebuah ruang kolaborasi yang lebih banyak lagi dan saling menghubungkan
kita semua dalam #MerakitRuang #samabisabisasama .