seputarmusikindo.com - Orkes Moral Pengantar Minum Racun (OM PMR), kelompok musik legendaris asal Indonesia yang dikenal dengan gaya nyeleneh, humor satir, dan kritik sosial, menegaskan komitmennya untuk terus berkarya hingga saat ini. Meskipun beberapa personel kunci telah meninggal dunia, semangat bermusik OM PMR tetap hidup dan terus berlanjut, membuktikan bahwa orkes ini bukan hanya tentang kenangan, tetapi tentang warisan yang terus bergerak.
Sejak pertama kali didirikan pada akhir 1970-an, OM PMR telah menjadi ikon dalam dunia musik Indonesia. Warisan yang dibangun oleh almarhum Jhonny Iskandar tetap menjadi bagian penting dalam sejarah orkes moral di tanah air. Jhonny Iskandar, yang merupakan tokoh sentral OM PMR, dikenal dengan kontribusinya yang luar biasa terhadap perkembangan musik satir dan kritik sosial di Indonesia.
Meskipun banyak personel lama yang telah berpulang, OM PMR terus mempertahankan esensi dan karakter khas mereka. Dalam formasi terkini, sejumlah personel lama tetap aktif, menjaga kualitas musik dan pertunjukan. Hari Muke Kapur, yang setia mengisi posisi gendang, Ajicety Bahadursyah di tamborin, serta Imma Maranaan di bass, tetap menjadi penghubung yang menghubungkan generasi awal OM PMR dengan generasi sekarang.
Keberadaan para personel inti ini memastikan bahwa rasa, irama, dan karakter khas OM PMR tetap terjaga, membawa pengaruh besar bagi musik Indonesia meskipun telah melintasi dekade-dekade yang penuh perubahan.
OM PMR tidak hanya hidup melalui personel lama, tetapi juga melalui generasi penerus yang kini menggantikan posisi-posisi penting dalam grup. Posisi mandolin dan vokal kini diisi oleh anak-anak dari para personel OM PMR yang telah berpulang, melanjutkan warisan musik mereka dengan penuh kehormatan.
Riko, anak dari almarhum Yuri Anurawan, kini mengisi posisi mandolin dan vokal, menggantikan peran ayahnya. Begitu pula dengan Malika, putri almarhum Jhonny Iskandar, yang kini memimpin dengan semangat baru, membawa warna dan energi yang segar tanpa meninggalkan identitas OM PMR yang ikonik.
Dengan formasi lintas generasi yang terus bergerak, OM PMR membuktikan bahwa musik bukan sekadar kenangan, melainkan sebuah warisan yang terus berkembang. Lagu-lagu legendaris seperti Judul-Judulan dan Bintangku Bintangmu masih bergema di telinga penggemar, mengandung humor khas dan kritik sosial yang tetap relevan di berbagai zaman.
OM PMR menunjukkan bahwa orkes moral ini masih ada, dan mereka terus bernyawa dalam tangan generasi penerus yang berkomitmen untuk menjaga dan meneruskan semangatnya. OM PMR bukan hanya sekadar kelompok musik, tetapi simbol perjuangan musik Indonesia yang tak akan pernah pudar.


